1 Sep 2011
24 Agu 2011
14 Agu 2011
2 Agu 2011
Capung Teman Kita!
Sumber : http://intisari-online.com
author : Bimo Wijoseno
takekha/morgueFile
Capung bisa dijadikan sebagai indikator sumber air di sekitar kita tercemar atau tidak.
Terinspirasi oleh keindahan, pesona akrobatik capung, dan semakin sulitnya menemukan capung di sekitar kita, Dempo Dragonfly Society (DDS), Malang, Jawa Timur, terus berusaha menggali informasi tentang keanekaragaman, keberadaan, dan peran capung.
Tidak hanya berhenti pada penggalian informasi, DDS terus berupaya menjalin komunikasi disertai penyebarluasan informasi serba serbi capung dengan individu, lembaga, dan instansi pemerintah baik dalam dan luar negeri. DDS mendapat respon positif dari Worldwide Dragonfly Association (WDA) yang berada di Inggris dan Konsulat Kedutaan Amerika yang menaruh perhatian besar terhadap pelestarian lingkungan perairan. WDA adalah sebuah asosiasi yang mewadahi organisasi-organisasi capung dunia, mereka mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan DDS merupakan langkah berharga karena data-data tentang capung di Indonesia yang mereka miliki sangat terbatas.
Capung ternyata mempunyai peranan yang sangat besar dalam menjaga keseimbangan rantai makanan dalam sebuah ekosistem. Keberadaan capung di sekitar kita tidak lepas dari peran kita dalam menyikapi dan mengelola lingkungan, karena capung hanya hidup pada lingkungan yang bersih dan berkembang biak di sekitar lingkungan perairan.
Terdapat tiga tahap perkembangan dalam siklus hidup capung yaitu telur, nimfa, dan capung dewasa. Capung dewasa hanya akan meletakan telur-telurnya di lingkungan perairan yang bersih tidak tercemar. Selanjutnya telur akan menetas menjadi nimfa yang hidup di perairan. Setelah beberapa bulan hingga tahun nimfa capung akan naik ke permukaan air dan menjadi capung dewasa. Nimfa capung merupakan serangga perairan yang sensitif terhadap perubahan lingkungan perairan, sehingga keberadaan nimfa capung di dalam lingkungan perairan dapat digunakan sebagai indikator kualitas air bersih. Capung dewasa menjadi sahabat petani karena capung adalah predator alami hama yang mengganggu tumbuhan. Sedangkan nimfa capung memangsa jentik-jentik nyamuk sehingga dapat mengurangi populasi nyamuk.
Karena segala keistimewaan capung tersebut, DDS semakin termotivasi untuk menaruh perhatian besar pada penyelamatan capung melalui aksi langsung di lapangan, penelitian, diskusi, komunikasi, pembuatan souvenir, dan publikasi dengan berbagai pihak untuk menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian capung dalam kehidupan.
Tidak hanya berhenti pada penggalian informasi, DDS terus berupaya menjalin komunikasi disertai penyebarluasan informasi serba serbi capung dengan individu, lembaga, dan instansi pemerintah baik dalam dan luar negeri. DDS mendapat respon positif dari Worldwide Dragonfly Association (WDA) yang berada di Inggris dan Konsulat Kedutaan Amerika yang menaruh perhatian besar terhadap pelestarian lingkungan perairan. WDA adalah sebuah asosiasi yang mewadahi organisasi-organisasi capung dunia, mereka mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan DDS merupakan langkah berharga karena data-data tentang capung di Indonesia yang mereka miliki sangat terbatas.
Capung ternyata mempunyai peranan yang sangat besar dalam menjaga keseimbangan rantai makanan dalam sebuah ekosistem. Keberadaan capung di sekitar kita tidak lepas dari peran kita dalam menyikapi dan mengelola lingkungan, karena capung hanya hidup pada lingkungan yang bersih dan berkembang biak di sekitar lingkungan perairan.
Terdapat tiga tahap perkembangan dalam siklus hidup capung yaitu telur, nimfa, dan capung dewasa. Capung dewasa hanya akan meletakan telur-telurnya di lingkungan perairan yang bersih tidak tercemar. Selanjutnya telur akan menetas menjadi nimfa yang hidup di perairan. Setelah beberapa bulan hingga tahun nimfa capung akan naik ke permukaan air dan menjadi capung dewasa. Nimfa capung merupakan serangga perairan yang sensitif terhadap perubahan lingkungan perairan, sehingga keberadaan nimfa capung di dalam lingkungan perairan dapat digunakan sebagai indikator kualitas air bersih. Capung dewasa menjadi sahabat petani karena capung adalah predator alami hama yang mengganggu tumbuhan. Sedangkan nimfa capung memangsa jentik-jentik nyamuk sehingga dapat mengurangi populasi nyamuk.
Karena segala keistimewaan capung tersebut, DDS semakin termotivasi untuk menaruh perhatian besar pada penyelamatan capung melalui aksi langsung di lapangan, penelitian, diskusi, komunikasi, pembuatan souvenir, dan publikasi dengan berbagai pihak untuk menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian capung dalam kehidupan.
1 Agu 2011
12 Apr 2011
Location: Café TomTom Rotterdam
Indonesian Artist and Music
The Proces of Batikpainting
West Javanese Cuisine
Artist
Leo Hermawan
Deborah Hoffman
Ida Nuraida
Ade Sujana
Batik Artist
Yossy Yosfiarso
West Javanese Cuisine
Janie van der Valk
DJ Java Malam
Iwan Setiawan
Performed by:
Sheena Jansen, Ed van der Valk,
Yans Suryana, Irwan van Wingerden, Aang Arsad
Yans Suryana, Irwan van Wingerden, Aang Arsad
Audio System: Duo Penotti Cooperation: Café TomTom
Presented by: Iwan Setiawan
Presented by: Iwan Setiawan
Entrance euro 3,50
Free entrance for children
Kapasitas tempat untuk 150 orang
Capacity place for 150 people
Langganan:
Postingan (Atom)