12 Feb 2011

Wayang Golek - Rahwana Pejah





Ki Asep Sunandar Sunarya
(born 3 September 1955, Kampung Jelekong, Baleendah, Bandung) is a Sundanese wayang golek dalang (Sundanese rod puppet master). He is one of the most famous puppeteers.

10 Feb 2011

Sandhy Sandoro - Untuk Bumi Kita


Nama Sandhy Sondoro relatif baru dalam kancah dunia musik anak negeri. Namun, pemunculannya di Java Jazz 2010 menjadi magnet bagi ajang musik jazz terbesar itu. Sejak itu pula namanya mulai terkenal. Para penggemarnya pun semakin memanjang.
Sandhy memang unik. Niat belajar arsitektur di Jerman ternyata malah merintis musik di negeri itu. Dia pernah mengamen di jalanan Berlin. Namanya merangkak hingga di sejumlah negeri Eropa, Sandhy muncul di kafe-kafe maupun acara musik televisi.
Kini Sandhy seperti mendayung sekali kayuh dua pulau terlewati. Namanya semakin mendapat tempat di antara penikmat musik jazz Indonesia. Jalan untuk berkarier di dunia musik internasional pun kini terbuka lebar.

7 Feb 2011

Opera Van Java - Panjul Milenium

Opera Van Java adalah sebuah acara komedi di stasiun televisi Indonesia, Trans 7. Ide acara ini adalah seperti pertunjukan wayang orang pada kebudayaan Jawa. Para wayang itu diperankan oleh beberapa pelawak terkenal, seperti Nunung Srimulat, Azis Gagap, dan Sule. Selain wayang, juga terdapat dalang yang diperankan oleh Parto Patrio serta para pemain gamelan dan sinden. Uniknya, hanya dalang yang mengetahui jalan ceritanya. Bintang tamu juga kerap ditampilkan pada tiap episodenya.
Walaupun ide dasarnya adalah pewayangan, namun cerita yang diangkat tak melulu cerita-cerita rakyat Indonesia, tapi bisa juga cerita dari negara lain, seperti Cinderella dan Sun Go Kong. Pada akhir acara, Ki Dalang Parto Patrio selalu mengucapkan kalimat terakhir khas Opera Van Java yang berbunyi: Di sana gunung, di sini gunung, di tengah-tengahnya Pulau Jawa. Wayangnya bingung, dalangnya juga bingung, yang penting bisa ketawa. Ketemu lagi di Opera Van Java... Yaa... Eeee...!

Indonesian film Laskar Pelangi

Laskar Pelangi (The Rainbow Troops) is a 2008 Indonesian film adapted from the popular Indonesian novel by Andrea Hirata of the same name. The movie follows a group of 10 schoolboys and their two inspirational teachers as they struggle with poverty and develop hopes for the future in Gantong Village on the farming and tin mining island of Belitung off the east coast of Sumatra. The film is the highest grossing in Indonesian box office history and won a number of local and international awards.